Readmore...
Tentang Uang Sebagai Mahar
Posted by : Unknown
Tanggal :
Secara aturan hukum Islam, ketentuan sesuatu dijadikan mahar adalah manfaat sesuai peruntukannya. Uang untuk alat jual beli, baju untuk dipakai dan seterusnya. Perkara kemudian kemanfaatannya dialihkan seperti uang sebagai hiasan tidak digunakan jual beli, tidak merusak keabsahan dalam pernikahan, tetapi mengandung unsur keharaman karenaihmal/ menyia-nyiakan harta, atau menghinakan faqir miskin.
Seiring dengan hal ini, pemerintah menyusun undang-undang baru yang mengatur hal ini sebagaimana diberitakan solopos. Mulai sekarang penggunaan mata uang rupiah untuk keperluan mahar atau mas kawin dalam pernikahan dapat terancam sanksi pidana.
Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Pengendalian Kas Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Wibawa Pram Sihombing dalam sosialisasi UU No. 7/2011 tentang Mata Uang menyatakan, menggunakan mata uang rupiah baik yang masih berlaku atau tidak untuk keperluan mas kawin atau mahar dengan cara dilipat atau dibentuk sedemikian rupa dapat dikenai sanksi pidana. Sesuai pasal 35, sanksinya tak main-main, pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp1 miliar. Pasalnya kata dia, UU baru tersebut kini telah mempertegas posisi mata uang rupiah.
Rupiah dianggap sebagai salah satu simbol negara sehingga harus dihormati. Merusak, memalsukan atau mengubah rupiah menjadi bentuk yang bermacam-macam dianggap tak menghargai kedaulatan rupiah atau bangsa Indonesia. “Dalam UU baru rupiah itu rupiah atau simbol harus dihormati. Latar belakang kelahiran UU ini ada unsur filosofisnya untuk memperkuat kedaulatan rupiah,” terang Pram Selasa (4/12/2012).
Padahal diketahui, penggunaan mata uang rupiah terutama yang sudah tak berlaku marak dijadikan mahar. Di Jogja misalnya, penggunaan uang menjadi bingkisan mahar sangat mudah ditemui di area pasar Beringharjo.
Selain dilarang diapakai sebagai mas kawin, memperlakukan uang dengan cara disteples juga dapat terancam hukuman karena dianggap merusak fisik uang. Asisten Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia Hernowo Kuntoaji menyarankan, bila hendak menggunakan rupiah sebagai mahar sebaiknya memakai lembaran uang yang belum dipotong atau menjadi pecahan.
“Uang yang belum dipotong bisa dibeli di BI. Daripada pakai uang lama. Karena sama saja merusak uang kalau melipat-lipat, menyeteples,” tuturnya.
Karena itu pula mulai Agustus 2014 mendatang, pemerintah Indonesia bakal mengganti logo Bank Indonesia yang tercantum di lembar uang kertas saat ini. Tulisan Bank Indonesia akan diganti dengan tulisan NKRI. Ini untuk mempertegas bahwa kedaulatan rupiah yang juga merupakan kedaulatan NKRI. Lainnya dicantumkan tanda tangan Menteri Keuangan di lembar uang kertas.
Readmore...
Seiring dengan hal ini, pemerintah menyusun undang-undang baru yang mengatur hal ini sebagaimana diberitakan solopos. Mulai sekarang penggunaan mata uang rupiah untuk keperluan mahar atau mas kawin dalam pernikahan dapat terancam sanksi pidana.
Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Pengendalian Kas Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Wibawa Pram Sihombing dalam sosialisasi UU No. 7/2011 tentang Mata Uang menyatakan, menggunakan mata uang rupiah baik yang masih berlaku atau tidak untuk keperluan mas kawin atau mahar dengan cara dilipat atau dibentuk sedemikian rupa dapat dikenai sanksi pidana. Sesuai pasal 35, sanksinya tak main-main, pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp1 miliar. Pasalnya kata dia, UU baru tersebut kini telah mempertegas posisi mata uang rupiah.
Rupiah dianggap sebagai salah satu simbol negara sehingga harus dihormati. Merusak, memalsukan atau mengubah rupiah menjadi bentuk yang bermacam-macam dianggap tak menghargai kedaulatan rupiah atau bangsa Indonesia. “Dalam UU baru rupiah itu rupiah atau simbol harus dihormati. Latar belakang kelahiran UU ini ada unsur filosofisnya untuk memperkuat kedaulatan rupiah,” terang Pram Selasa (4/12/2012).
Padahal diketahui, penggunaan mata uang rupiah terutama yang sudah tak berlaku marak dijadikan mahar. Di Jogja misalnya, penggunaan uang menjadi bingkisan mahar sangat mudah ditemui di area pasar Beringharjo.
Selain dilarang diapakai sebagai mas kawin, memperlakukan uang dengan cara disteples juga dapat terancam hukuman karena dianggap merusak fisik uang. Asisten Direktur Pengedaran Uang Bank Indonesia Hernowo Kuntoaji menyarankan, bila hendak menggunakan rupiah sebagai mahar sebaiknya memakai lembaran uang yang belum dipotong atau menjadi pecahan.
“Uang yang belum dipotong bisa dibeli di BI. Daripada pakai uang lama. Karena sama saja merusak uang kalau melipat-lipat, menyeteples,” tuturnya.
Karena itu pula mulai Agustus 2014 mendatang, pemerintah Indonesia bakal mengganti logo Bank Indonesia yang tercantum di lembar uang kertas saat ini. Tulisan Bank Indonesia akan diganti dengan tulisan NKRI. Ini untuk mempertegas bahwa kedaulatan rupiah yang juga merupakan kedaulatan NKRI. Lainnya dicantumkan tanda tangan Menteri Keuangan di lembar uang kertas.
Surat Terbuka untuk Orang Tua ku
Posted by : Unknown
Tanggal : 0 komentar
Berikut ini renungan untuk teman-teman pemuda yang berisi rintihan imajiner dari bayi yang "terbuang"
Readmore...
Ini kah takdir ku?
Ibu, dimana kau ?
Aku disini menggigil menahan dingin'a udara disekitar ku..
mengapa kau tak memberiku kesempatan untuk merasakan pelukanmu ?
apa aku melakukan kesalahan ?
atau kehadiranku adalah sebuah kesalahan?
sungguh bu,qu sangat iri dengan teman" ku yg saat ini menangis di pangkuan ibu'a..
sementara qu,mengedipkan mata saja sudah tak mampu..
sedih qu bu,ingin marah tapi kau pintu surga qu
ingin benci, tapi kau gerbang maaf qu..
terima kasih telah memberiku kesempatan melihat dunia ini beberapa saat..
Aku akan mendoakanmu disini,disisi Allah..agar jalanmu lebih bercahaya..
biarkan bu..biarkan hanya aku yang merasakan seperti ini..
dan biarkan adik-adik qu nanti merasakan pelukanmu,kasih sayangmu yg hanya qu rasakan sesaat..
Aku akan menyisihkan tempat yg indah disini,di bawah pepohonan yg rindang,di atas rumput yg halus dan bersih. sebersih hatiku untuk menyayangi dan mencintaimu bu..
Poling Kepuasan Masyarakat terhadap Kinerja KUA Tandes
Posted by : Unknown
Tanggal : 0 komentar
Berikut adalah hasil polling yang dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Tandes, Surabaya, terhadap kepuasan pelayanan kami. Dengan ditampilkannya hal ini secara online akan menjadi pelecut kami untuk selalu memperbaiki kualitas pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Pelaksanaan Polling Secara Realtime (Update Setiap 1 Menit).
Pelaksanaan Polling Secara Realtime (Update Setiap 1 Menit).
Keterangan Grafik :
= Puas, = Cukup, = Kurang
Press Release Tentang Pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1433H/2012M
Posted by : Unknown
Tanggal : 0 komentar
Penghulu Online: Konsultasi Pernikahan & Keluarga | SMS CENTER DAN PENGADUAN Maintenance |