Oleh : T. Djamaluddin
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN
Anggota Badan Hisab Rukyat
Hisab imkan rukyat (kemungkinan rukyat) atau visibilitas hilal sangat mudah. Ya, hanya beberapa klik saja kita peroleh hasilnya yang akurat. Berikut ini saya ajarkan cara praktis dengan memanfaatkan perangkat lunak AccurateTime yang bisa didownload di internet (http://www.icoproject.org/accut.html?&l=en ). Saya pandu langkah demi langkah.
Setelah download, jalankan Accurate Time, maka akan tampil layar seperti ini:
Langkah awal, kita kaji garis tanggal global dulu. Klik “Crescent Visibility”, maka akan muncul:
Klik “Hijric Date”, lalu masukkan bulan dan tahun Hijriyahnya. Lalu klik “Preview” di tengah dan dilanjutkan “Crescent Visibility Map” di bawah. Akan muncul peta kosong. Klik “Draw”, maka akan muncul garis tanggal pada hari terjadinya ijtimak/newmoon.
Arsir merah berarti bulan belum wujud saat matahari terbenam. Kalau Indonesia seluruhnya masih berada pada wilayah arsir merah, artinya bulan belum wujud. Itu masih tanggal 28, bukan hari rukyat dan bukan hari yang diperhitungkan untuk imkan rukyat. Untuk kondisi pada tanggal 29, hari pelaksanaan rukyat atau hari perhitungan imkan rukyat, klik tanggal berikutnya lalu klik “draw”, maka akan diperoleh garis tanggalberikut:
Dari hisab global seperti ini sebenarnya sudah jelas, bahwa di Indonesia saat maghrib 29 Ramadhan sudah imkan rukyat. Maka di Indonesia serta wilayah berarsir biru dan sebelah baratnya 1 Syawal 1433 jatuh pada 19 Agustus 2012.
Kalau diperlukan hisab lokal untuk dibandingkan dengan pelaksanaan rukyat (dalam mengarahkan teleskop), silakan ikuti langkah berikut:
Pertama klik “Location” di menu awal. Lalu pilih kota dari data yang tersedia atau masukkan lintang dan bujur untuk lokasi yang belum ada datanya. Lalu klik “OK”.
Masukkan tanggal rukyat dengan mengklik “Date” di menu utama, lalu setelah diisi klik “OK”.
Untuk mengetahui saat rukyat, yaitu saat maghrib, klik “Prayer Time” di menu utama. Akan diperoleh maghrib pukul 17:55 (untuk contoh kasus ini).
Data waktu akan digunakan untuk mendapatkan posisi hilal untuk observasi atau sekadar menghisab imkan rukyat. Klik “Telescope”. Lalu masukkan tahun, bulan, tanggal, jam, dan menit pengamatan atau waktu hisab imkan rukyat. Jangan lupa klik “Refracted” di kanan atas agar hasil hisab sudah dikoreksi dengan refraksi/pembiasan atmosfer.
Hasil hisab memperlihatkan matahari sudah terbenam, ditandai dengan ketinggian matahari sekitar -15″ (dalam contoh ini tingginya -12′), yaitu posisi pusat piringan mataharinya sehingga piringan atas matahari menyentuh ufuk. Tinggi pusat bulan 6 derajat 36 menit (atau tinggi pusat hilalnya 6 derajat 24 menit). Visualisasi hilal yang berada di sebelah kiri atas matahari juga digambarkan dengan sabit yang lengkungannya ke arah kanan bawah. Tinggi 6 derajat 36 menit sudah memenuhi kriteria imkan rukyat kesepakatan “2-3-8″ (tinggi minimal 2 derajat, jarak bulan matahari minimal 3 derajat, atau umur bulan 8 jam). Jadi 1 Syawal jatuh pada 19 Agustus 2012.
Kalau kita mau menggunakan kriteria “Hisab Rukyat Indonesia” yang saya usulkan, yaitu beda tinggi bulan matahari minimal 4 derajat dan jarak bulan-matahari minimal 6,4 derajat (http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/08/02/analisis-visibilitas-hilal-untuk-usulan-kriteria-tunggal-di-indonesia/ ), maka ada sedikit langkah tambahan. Hitunglah beda tinggi bulan matahari = 6 derajat 36 menit – (-0 derajat 12 menit) = 6 derajat 48 menit= 6,8 derajat. Beda azimut bulan matahari: 282 o 51′ – 275 o 36′ = 7 o 15′= 7,25 derajat. Jarak bulan-matahari = akar (kuadrat beda tinggi + kuadrat beda azimut) = SQRT (6,8 * 6,8+7,25*7,25) = 9,9 derajat. Jelas, beda tinggi bulan matahari 6,8 derajat dan jarak bulan-matahari 9,9 derajat sudah memenuhi kriteria “Hisab Rukyat Indonesia”, maka 1 Syawal jatuh pada 19 Agustus 2012.
Hisab imkan rukyat itu mudah dan memberi kepastian. Hisab imkan rukyat ini sekaligus memberikan informasi akurat untuk mengarahkan teleskop bagi kegiatan rukyat. Inilah cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara astronomi dan dapat dibuktikan dengan rukyat. Cara yang sama bisa digunakan untuk membuat kalender masa yang akan datang, mau 100 tahun atau 1000 tahun, yang terpenting kriteria yang digunakan adalah kriteria yang disepakati, yang menyetarakan hisab dan rukyat.
Sekadar catatan, perangkat lunak Accurate Time tidak mencantumkan ketinggian piringan atas bulan yang diperhitungkan pada hisab wujudul hilal. Mengapa? Karena konsep wujudul hilal yang usang itu tidak dikenal dalam astronomi. Bukan ketinggian piringan bulan yang diperhitungkan, semestinya adalah hilal dan kemudian diperhitungkan kecerlangannya dalam mengalahkan cahaya senja/syafak. http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/11/04/hisab-wujudul-hilal-muhammadiyah-menghadapi-masalah-dalil-dan-berpotensi-menjadi-pseudosains/ dan http://tdjamaluddin.wordpress.com/2011/12/13/membongkar-paradoks-wujudul-hilal-untuk-mendorong-semangat-tajdid-muhammadiyah/.
Hisab Imkan Rukyat Mudah dan Memberi Kepastian: Contoh Menentukan Idul Fitri 1433
Posted by : Unknown
Tanggal :
0 Comments
Penghulu Online: Konsultasi Pernikahan & Keluarga | SMS CENTER DAN PENGADUAN Maintenance |